My Blog List

free counters

Recent Posts






Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image >

Apakah menurut anda saya ini baik?

paceaera.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

AYO JOIN

Featured Posts Coolbthemes

RSS

KESETIAAN



          Sebuah sharing kisah nyata tentang kehidupan yang sangat menyentuh dan perlu direnungkan di jaman yang semakin lama semakin tidak tahu malu ini. Bila melihat dari usianya, laki-laki itu sudah tidak muda lagi, bahkan boleh dikatakan sudah memasuki usia yang menjelang senja. Namanya Pak Suyatno, berumur sekitar 58 tahun. Kegiatan kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit dan juga sudah tua.Mereka sudah menikah lebih dari 32 tahun dan dikaruniai dengan 4 orang anak. Disinilah awal cobaan menerpa mereka, setelah istrinya melahirkan anak yang ke-empat, tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa lagi digerakkan. Hal itu berlangsung selama 2 tahun. Menginjak tahun yang ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa seperti tidak bertulang dan lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

          Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya di depan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia bisa pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia kembali pulang untuk memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia menemani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa saja yang dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang dan tidak bisa menanggapi, namun Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang selama 25 tahun. Dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka. Sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

          Pada suatu hari, ke empat anak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah menikah anak-anak mereka ke luar dari rumahnya, dan tinggal dengan keluarganya masing-masing. Sedangkan Pak Suyatno memutuskan untuk tetap merawat istrinya. Ketika mereka sedang berkumpul dan saling tukar cerita, dengan sangat hati-hati, anak yang sulung berkata, Pak, kami ingin sekali merawat ibu. sejak kecil kami melihat bapak merawat ibu. Tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak. Bahkan bapak tidak mengizinkan kami untuk menjaga Ibu. Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya. Sudah yang keempat kalinya kami mengizinkan bapak untuk menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya. Kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini? Kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji akan merawat ibu dengan sebaik-baik secara bergantian."

          Jawaban Pak Suyatno sama sekali tidak diduga anak-anak mereka. Anak- anakku, jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku, itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat, Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta, yang tidak dapat ditukar dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaannya sekarang? Kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan supaya dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit? Serentak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil air mata jatuh di pelupuk mata ibunya. Dengan pandangan penuh cinta dan terima kasih yang tidak terkatakan... ditatapnya mata suaminya yang sangat dicintainya itu.

          Akhirnya kisah ini terdengar sampai ke telinga seorang reporter TV swasta. Sang reporter rupanya tertarik dan memutuskan untuk mengundang Pak Suyatno untuk menjadi nara sumber di sebuah program acara televisi mereka. Sang reporter mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno, "Apa yang membuatnya mampu bertahan selama 25 tahun merawat sendiri istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa." Sejenak dia terdiam... tiba-tiba meledaklah tangis dan sambil terbata-bata berkata, Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian kepada pasangannya, itu adalah kesia-siaan belaka. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya, bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Dalam keadaan sehatpun belum tentu saya mau mencari penggantinya apalagi saat dia sakit.

          Seluruh penonton yang hadir di studio saat itu, baik perempuan maupun laki-laki, termasuk sang reporter yang menjadi "host" di acara itu tidak sanggup menahan haru mendengar ucapan Pak Suyatno yang sangat bersahaja

Dia lah orang yang pantas kita contoh...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

KOMPUTER mengatakan...

Keren gan,,,

Paceaera mengatakan...

Hehe... ini perlu dicontoh gan

Posting Komentar